Teori Gunung Es didalam K3 Iceberg Theory Keselamatan Kesehatan Kerja
Teori Gunung Es didalam K3 Iceberg Theory Keselamatan Kesehatan Kerja
Teori Gunung Es didalam K3 ( keselamatan dan kebugaran kerja) atau didalam bhs inggris disebut bersama dengan “iceberg theory” adalah teori yang melukiskan bahwa kerugian yang diakibatkan oleh kecelakaan kerja tidak hanya disebabkan oleh ongkos segera tetapi termasuk disebabkan oleh ongkos tidak langsung. Dalam tulisan ini, kita dapat membahas perihal sejarah teori gunung es didalam K3, penjelasan teori tersebut, dan tinjauan teori selanjutnya berdasarkan pertumbuhan ilmu terkini. Sejarah Teori Gunung Es didalam K3Heinrich (1959) memulai riset perihal ongkos kecelakaan pada th. 1920, dia menghimpun data dari lebih 75.000 kasus.
Dia menyimpulkan bahwa ongkos tidak langsung(indirect cost)sebesar 4 kali lipat dibandingkan bersama dengan ongkos segera (direct cost). Karena sangat sederhana, rasio 4:1 ini banyak dipakai didalam safety management. Biaya tersembunyi lebih jelasdigambarkan didalam “gunung es ongkos kecelakaan” (Bird 1974).
Gunung es selanjutnya membuktikan bahwa proporsi dari ongkos tersembunyi mampu jadi lebih besar daripada ongkos segera yang diakibatkan oleh kecelakaan. Biaya segera dari kecelakaan mampu diestimasikan terkait penyebab dari kecelakaan, tetapi ongkos tidak segera sangat sulit diidentifikasi dan kerap jadi halangan dalammemprediksi keseluruhan ongkos dari kecelakaan.Bird dan Germain (1966) mengajukan perkiraan ongkos kecelakaan berdasarkan ledger costs (buku catatan pengeluaran). Ledger costs dari kecelakaan dihitung dari kompensasi pekerja (seperti medis, legal, dan upah perihal bersama dengan kecelakaan), perbaikan peralatan dan kerusakan produk. Untuk keperluan akunting, komposisi dari ongkos tidak segera sangat rumit supaya tidak mampu dihitung didalam buku catatan pengeluaran teori iceberg .
Elemen seperti investigasi kecelakaan, pelatihan untuk penggantian pekerja atau dampak mengolah tidak mampu ditemukan didalam buku pengeluaran manapun dan tidak ditulis secara secara eksplisit. Simonds dan Grimaldi (1963) mengajukan gagasan baru yang tidak manfaatkan ongkos segera dan ongkos tidak segera namundengan membagi ongkos akibat kecelakaan jadi insured ongkos dan uninsured ongkos (biaya terasuransi dan ongkos tak terasuransi).Alasannya adalah karenaunsur subjektivitas didalam pilih apakahbiaya kecelakaan mampu jadi sebuah ongkos segera ataupun tidak langsung.
Sebagai contoh, mengolah mampu sangat terganggu jikalau kecelakaan berjalan tetapi problem mengolah selanjutnya mampu dikelompokan sebagai ongkos segera ataupun tidak segera terkait personil yang mengalokasikan biaya. Simonds dan Grimaldi termasuk beranggap bahwa indirect ongkos tidak mempertimbangkan beberapa segi didalam kecelakaan seperti ongkos dari asuransi yang dibayarkan dari asuransi ke karyawan dan premi yang dibayarkan oleh perusahaan ke perusahaan asuransi. Penggunaan arti “biaya segera dan tidak langsung” memaksa kita untuk pilih jalinan kausal dari ongkos kecelakaan kepada kecelakaan itu sendiri. Sedangkan, ongkos terasuransi dan ongkos tidak terasuransi (insured ongkos dan uninsured cost) hanya fokus kepada cash flow yang terganggu akibat
Komentar
Posting Komentar